Beranda | Artikel
Talbis Iblis dalam Hal Pakaian Syuhrah
Senin, 24 Oktober 2022

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary

Talbis Iblis dalam Hal Pakaian Syuhrah ini adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Talbis Iblis. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary pada Senin, 28 Rabi’ul Awwal 1444 H / 24 Oktober 2022 M.

Kajian Tentang Talbis Iblis dalam Hal Pakaian Syuhrah

Salah satu penisbatan yang disangkakan oleh sebagian orang terhadap kaum sufi ini adalah bahwa nisbat sufi itu diambil dari kata shuuf (kain wol). Ini mengacu kepada penampilan mereka yang biasa mengenakan pakaian yang terbuat dari kain wol yang kasar. Walaupun sudah dijelaskan bahwa secara bahasa itu tidak tepat. Namun identitas ini melekat pada mereka, yaitu sufi identik dengan pakaian yang bertambal, kasar, lusuh dan jauh dari kemegahan. Walaupun ini berbeda kondisinya terhadap kaum sufi yang datang kemudian.

Generasi akhir dari kaum sufi justru mengenakan pakaian-pakaian mewah dan megah, dimana ini menjadi simbol kebanggaan. Jubah dan sorban yang besar menjadi ciri khas mereka. Berbeda dengan kaum sufi generasi pertama yang identik dengan penampilan yang sangat-sangat sederhana. Bahkan mengesankan mereka menjalani kehidupan yang sangat melarat.

Di sini akan dibicarakan oleh penulis tentang bagaimana terpedaya kaum sufi berkaitan dengan hal pakaian ini.

Sebelumnya kita mengetahui bahwa di dalam Islam pakaian itu tujuannya adalah untuk menutup aurat, sekaligus sebagai perhiasan. Allah menyebut pakaian sebagai perhiasan, seperti dalam firmanNya:

خُذُوا زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ

“Pakailah perhiasan (pakaian) kamu ketika kamu datang ke masjid.” (QS. Al-A’raf[7]: 31)

Dan di sana ada beberapa bentuk pakaian yang dilarang, seperti:

  • pakaian yang ketat hingga menampakan bentuk dan lekuk tubuh,
  • pakaian yang transparan hingga mengetahui apa yang ada di baliknya,
  • pakaian syuhrah, yaitu pakaian yang dikenakan untuk menarik perhatian manusia kepada dirinya.
  • pakaian yang ada unsur tasyabuhnya (menyerupai kaum musyrikin).

Di antara pakaian yang dilarang adalah pakaian syuhrah tadi. Pakaian yang memang untuk memancing perhatian orang kepadanya. Supaya dia menjadi pusat perhatian manusia. Maka dari itu kita lihat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berpakaian apa adanya, seperti yang dipakai oleh kebanyakan. Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak membedakan diri dengan yang lainnya di dalam hal pakaian. Sehingga orang-orang yang datang ke Madinah dan mereka belum mengenal Nabi, maka mereka tidak akan mengetahui mana Nabi di antara para sahabat. Karena beliau memakai pakaian yang mereka pakai. Dan sahabat juga tidak membedakan diri dengan tingkatan orang-orang yang ada di Madinah. Mereka berpakaian seperti halnya pakaian sehari-hari penduduk Madinah.

Demikian juga di kalangan sahabat. Di sana ada kalangan sahabat yang sangat dekat dengan Nabi, contohnya Abu Bakar dan Umar Radhiyallahu ‘Anhuma. Tapi meski demikian, tidaklah Abu Bakar dan Umar memakai pakaian khusus sehingga menunjukkan derajat dan status. Mereka berpakaian sebagaimana para sahabat-sahabat lainnya berpakaian. Begitulah adanya yang kita dapati di dalam sirah dan kehidupan mereka.

Jadi pakaian itu memang betul-betul kembali seperti pada fungsinya. Maka termasuk salah satu pakaian yang dilarang Nabi adalah pakaian syuhrah.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak pembahasan yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/52282-talbis-iblis-dalam-hal-pakaian-syuhrah/